Dosen UMN Al Washliyah Laksanakan PKM Pendampingan Preventif Perilaku Verbal Abuse Pada Anak Bagi Guru Tsanawiyah


 

Galang,- Dosen UMN Al Washliyah melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di MTSs Al Washliyah Jati Rejo yang beralamat Jl. Galang Km.8, Desa Jati Rejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, (Senin, 19/12/2022).


PKM sendiri termasuk salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan sebagai Dosen mengambil tema Pendampingan Preventif Perilaku Verbal Abuse Pada Anak Bagi Guru Tsanawiyah. 


Ketua Tim Pengabdian Nurul Azmi Saragih, S.Pd, M.Psi menyampaikan pendidikan karakter masih minim diimplementasikan pada setiap proses pembelajaran sehingga membuat para pendidik dan peserta didik belum memahami secara penuh cara menerapkannya. "Kita memiliki harapan agar pendidik dan peserta didik selalu berkarakter yang baik," katanya. 



Disampaikan Nurul Azmi, dunia pendidikan diharapkan memiliki guru yang profesional dengan tidak melakukan perilaku verbal abuse kepada peserta didik, sehingga terwujudnya pendidikan karakter bagi guru dan peserta didik.


"Ini merupakan satu hal yang menjadi tolak ukur saya sebagai dosen prodi bimbingan dan konseling UMN Al Washliyah Medan untuk memberikan pengabdian kepada guru terkhusus guru-guru di MTSs Al Washliyah agar dapat memahami tentang perilaku verbal abuse dan upaya pencegahannya," katanya.


Dijelaskannya, Perilaku Verbal Abuse merupakan perilaku kekerasan kepada anak lewat kata-kata yang menyakitkan, memojokkan, menghina, mengancam, seperti “kamu bodoh”, “kamu tidak bisa apa-apa”, kata-kata negatif yang dilontarkan masuk ke alam bawah sadar anak dan akan membangun gambar diri anak tersebut.


Pada kegiatan ini, Tim Dosen lebih mengarahkan guru agar dapat menambah wawasan untuk melakukan preventif atau pencegahan perilaku verbal abuse kepada siswa, dengan menjelaskan beberapa hal penting tentang verbal abuse, baik dari bentuk-bentuk verbal abuse (kekerasan verbal) yaitu mengucapkan kata-kata kasar, memfitnah, mengancam, menakut-nakuti, menghina, membesar-besarkan kesalahan orang lain, tidak sayang atau bertindak dingin, intimidasi, mempermalukan anak, kebiasaan mencela anak, tidak mengindahkan atau menolak anak, hukuman ekstrim. 


Kemudian, faktor yang mempengaruhi perilaku verbal abuse terdiri dari 3 yaitu faktor kondisi anak (mungkin pernah mendapat perilaku kekerasan verbal di keluarga), faktor pendidik (tidak dapat mengontrol emosi atau rendahnya kecerdasan emosional), dan faktor lingkungan sosial (pergaulan atau lingkup keluarga memberi pengaruh buruk). 


Hal yang paling penting dijelaskan kepada guru-guru madrasah adalah preventif atau cara pencegahan perilaku verbal abuse baik dilakukan oleh guru maupun peserta didik agar sama-sama dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran, cara pencegahannya yaitu baik bimbingan individu/kelompok (guru atau siswa harus mendapatkan bimbingan agar tidak mudah melakukan kekerasan verbal kepada orang lain), penyuluhan atau memberikan informasi (guru atau siswa senantiasa mengikuti pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan karakter atau tentang perilaku verbal abuse), etika berkomunikasi (lebih meningkatkan cara berkomunikasi yang baik dengan penggunaan kata-kata yang benar dan sesuai), perhatian (baik guru atau siswa rutin memberikan atensi atau nilai kasih sayang agar tidak mudah berkata kasar), pendidikan agama (guru atau siswa wajib menanamkan nilai keagamaan dalam diri agar terhindar dari hal-hal yang negatif.


Dalam kesempatan ini, sejumlah guru terlihat antusias dan fokus mendengarkan materi yang disampaikan dalam pendampingan program pengabdian kepada masyarakat, dan ikut serta dalam bertanya untuk memperdalam pengetahuan akan pencegahan perilaku verbal abuse, dengan waktu yang singkat guru dapat memperoleh wawasan yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan terkhusus pada proses kegiatan belajar menagajar agar senantiasa terhindar dari perilaku verbal abuse atau tidak melakukan kekerasan verbal pada peserta didik, demi mewujudkan pendidikan karakter yang cerdas baik bagi guru maupun siswa, karena guru yang profesional mampu bertutur kata yang baik.


Kegiatan ini mendapat dukungan positif dari Kepala Madrasah dan Guru-Guru MTSs Al Washliyah Jati Rejo serta kesediaan guru-guru dalam menerima materi dari tim pengabdian. “Semoga kegiatan ini dapat menjalin kerjasama yang baik untuk kedepannya,” ujar Ibu Mahdaleni, S.Pd Kepala MTSs Al Washliyah Jati Rejo.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama